KabarIndonesia - Ketika Gunung Merapi belum sepenuhnya aman, mendadak Gunung Bromo langsung minta "diawasi". Balai Besar Taman Nasional Bromo, Tengger Semeru menghentikan seluruh kegiatan Wisata ke Gunung Bromo. Juru bicara Balasa Besar TNBTS, Nova Elina, Selasa (23/11) langsung mengumumkan penutupan kawasan wisata.
"Seluruh kawasan harus steril termasuk lautan pasir!" ujarnya. Gunung Bromo hanya membutuhkan sehari, dari status siaga menjadi status bahaya tertinggi, yaitu awas. Badan Pusat Vulkanologi Mitigasi dan Bencana Geologi BPVMG merekomendasikan radius tiga kilometer dari kawah harus terbebas dari segala aktivitas.
Penutupan Gunung Bromo ini juga segera disampaikan kepada Bupati Malang, Pasuruan, Lumajang, dan Probolinggo. Apalagi, pintu masuk di Cemoro Lawang Kabupaten Probolinggo hanya berjarak tiga kilometer dari kawah. Peringatan ini juga diberlakukan terhadap tiga pintu masuk lainnya, yakni Wonokriti (Pasuruan), Ranupane (Lumajang), dan Tumpang (Malang).
Daerah wisata seputar Gunung Bromo ini mendadak diubah menjadi wilayah yang harus segera disikapi mendatangkan bencana sewaktu-waktu. Kepala Pos Pengamatan Gunung Bromo di Cemoro Lawang, Muhammad Syafii menjelaskan, aktivitas vulkanik kawah Gunung Bromo kini terus meningkat.
Gunung yang berada di ketinggian 2.392 meter ini terus mengeluarkan abu vulkanik disertai semburan belerang. Dapur magma juga terus memancarkan lava pijar yang berbahaya.
Gunung Bromo meletus terakhir 2004, menyebabkan dua orang tewas. Tinggi letusan abu panas mencapai 3 kilometer. Ironisnya, korban tewas adalah wisatawan asal Singapura, yang tengah menikmati pemandangan di kawasan kawah Gunung Bromo. Korban tewas akibat lontaran material vulkanik berupa batu dan kerikil panas. (*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar